Halaman

Jumat, 23 Oktober 2009

Kunjungan Pribadi ke Pool AgraMas

Tanggal 23 Oktober 2009, gw ama Grandy berkunjung ke Pool AgraMas di Salabenda, Bogor. Sewaktu sampai di pool, sebuah bus yang ada, yang lainnya sedang ngeline. Agak disayangkan juga... Disana ketemu dengan Kepala Pool AgraMas Bogor, Pak Aan, sepertinya bapak ini yang mengatur masuk dan keluar bus. Di sana juga ada beberapa sopir, yang kebetulan lagi libur. Salah satunya bernama Adhi dan Joko, mereka udah kenal banget sama Grandy. Di sana cerita pengalamannya Grand naik bus AgraMas. Kalo yang ini tuh kayak gini, kalo yang itu tuh kayak gini. Kalo gw sih cuma bisa dengerin aja, karna gw sendiri belom pernah naik AgraMas. Tapi dari sini, gw bisa tau mana bisa yang paling enak menurut Grandy, istilahnya bus yang recomended. Biasanya bus-bus yang recomended itu bus mercy karna suspensinya empuk. Trus antara bus Hino, yang paling bagus tarikannya itu bus Hino RG. Selesai ngobrol-ngobrol sama sopir dan kepala poolnya, mulai dah sesi fotonya. Nah, beruntung banget, ada 2 bus AgraMas AC yang masuk pool dan 2 bus odong-odong, alias non AC. Salah satunya bus jurusan Karawang nomor body 5040, Hino RK karoseri Adiputro Selendang. Satunya lagi bus jurusan Lebak Bulus 5022 body Celcius RS, permak-an Equator.

Selesai foto-foto, ternyata di situ ada pemilik Po AgraMas, Pak Tony. Dengan pPak Tony, kami ngobrol-ngobrol lagi. Mula-mula, kami ngobrol soal kenapa AgraMas nggak pake suspensi udara di bus Hino-nya. Perusahaan karoseri yang dapat membuat suspensi udara itu baru AdiPutro, tetapi menurutnya masih ada beberapa kelemahan, terutama di balon nya. Selesai membahas air suspensi, Grandy terus tanya (dalam hal ini Grandy yang terus bertanya karna dia yang paling tau soal AgraMas), Ada gak bus AgraMas yang pake karoseri Tentrem. Di sini kami baru tahu, kalo pengerjaan di karoseri Tentrem masih manual. Yang lebih parahnya lagi pengerjaan di karoseri Equator, lebih manual, dan kalo ada yang tidak rata maka diratakan dengan dempulan. Bus yang memakai karoseri Equator mungkin terlihat mulus di luar, tapi mungkin terdapat banyak dempulan. Kelebihan dari karoseri Adi Putro adalah di finishing Touch, jadi kelihatan sempurna. Padahal, karoseri AdiPutro termasuk ringkih, rawan rusak parah. Sedangkan untuk karoseri yang punya rangka yang paling kokoh itu adalah Laksana. Pas cerita tentang karoseri, lewat bus ozusu yang built-up. Katanya ini karoseri yang paling kuat, bumper nya sering kali nabrak mobil tapi masih utuh, sedangkan mobilnya rusak berat. Ini dikarenakan besinya masih besi murni dan tebal, dan belum dicampur bahan-bahan lain.

Dari karoseri, pembicaraan beranjak ke seat. Grandy mengeluh kalo salah satu bus memiliki seat yang keras. Grandy lalu berpendapat kalo kursi yang paling enak itu kursi aurora, yang dipakai Muji Jaya jurusan Rawamangun. Menurutnya lebih lebar dan empuk. Pak Tony bilang kalo pabrik aurora itu ada di dekat sini, di daerah Bogor. Grandy pun juga baru tahu. Kursi Karya logam yang pernah gw ama Grandy rasain di Nusantara SE, termasuk seat yang bagus. Pak Tony juga bilang kelebihan kursi Aldila itu adalah bahan rangkanya yang awet. Bahan tersebut sudah dilapisi bubuk dengan teknik pouring atau semacamnya, gw udah lupa istilahnya. Jadinya, nggak bakalan karatan. Kalo kulitnya udah kempes, tinggal diganti busanya, dan tetap memakai rangka lama.

Pembicaraan beralih ke masalah AC. Grandy bilang kalo AC Thermo King itu yang paling dingin. Pak Tony cerita kalo harga AC Thermo King sekarang mahal, karena Negara asal pembuatnya, Amerika, lagi krisis. Nah, dia juga cerita kalo di Indonesia, AC Thermo King itu punya 2 distributor, misalkan A dan B. Kelemahannya adalah jika kita beli AC TK di distributor A, maka sewaktu mau service, hanya cabang distributor A saja yang mau menerima layanan service sedangkan distributor B nggak mau. Beda dengan AC Denso, yang cuma punya 1 distributor saja, kalo mau service, cabang Denso dimana pun pasti bisa. Tapi AC Denso punya kelemahan, yaitu umurnya pendek, paling sekitar 5 tahun. Contohnya, bus Primajasa yang pake AC Denso, setiap 5 tahun sekali ganti body sekaligus ACnya. Sedangkan AC Thermo King punya lifetime yang panjang alias awet. Buktinya Raya masih pake AC TK yang jadul. Dia bilang juga, kalo AC TK jadul yang dipake Raya itu masih asli sananya alias built-up. Sedangkan AC TK yang sekarang cuma 70% built-up. Beda dengan AC Denso yang masih asli dari Jepang. Disebutkan juga kalo AC TK mark IV itu asli kalo ada tulisan mark IV nya disamping, seperti pengalaman gw ama Grandy naik Nu3tara SE yang pake AC TK mark IV, Dinginnya bukan main. AC TK kalo udah jelek, dinginnya gak stabil, tergantung mesin bus. Kalo bus lagi kenceng, semburan ACnya juga kenceng, kalo lagi pelan semburan AC juga pelan. Perlu modal yang banyak buat memperbaikinya, sekitar 12 juta. Terakhir, Pak Tony juga cerita ada satu merek AC yang disebut-sebut sebagai biangnya AC bus. Tapi mereknya lupa, pas ditanya ke teknisinya, juga lupa. Setelah gak lama kemudian, baru inget namanya Carrier. Inilah biangnya AC, menurut Pak Tony.

Karna Grandy mau sholat Jumat, maka pembicaraan terpaksa diakhiri. Terima Kasih buat Pak Tony sebagai Pemilik Po AgraMas, Pak Aan sebagai kepala Pool, Bang Adhi dan Joko, juga teknisi AgraMas. Semoga bisa berkunjung lagi di lain waktu.