Halaman

Minggu, 21 November 2010

BUS, Dahulu dan Sekarang

Semua orang terutama buat yang remaja ke atas, pasti punya kenangan di tahun sebelum masa reformasi. Saya pun juga demikian, salah satu kenangan itu adalah pengalaman naik bis malam. Jika saya pulang ke kampung halaman saya yang berada di daerah Klaten, saya biasanya menggunakan moda bis AKAP atau bis malam, karena di dekat rumah ada banyak terdapat agen bis-bis malam. Berdasarkan pengalaman saya dan sharing dari teman-teman saya, sebelum masa reformasi moda transportasi darat ini mencapai puncak kejayaannya.

Tahun 90an, di Kota Jakarta dan sekitarnya terdapat banyak PO (Perusahaan Otobus) yang melayani transportasi AKAP, AKDP maupun Pariwisata. Mereka tentunya saling bersaing secara sehat untuk mendapatkan penumpang sebanyak mungkin dengan cara menawarkan kepada calon penumpang berbagai trayek, kelas bis, fasilitas dan hal-hal lainnya.

Dari segi trayek, untuk trayek di pulau Jawa sendiri banyak PO yang melayani trayek ke daerah-daerah mulai dari Bandung, Semarang, Jogja, Solo sampai ke Surabaya, yang jumlahnya mungkin sekarang sudah tidak dapat diingat lagi. Sedangkan untuk pelayanan ke luar pulau Jawa, seperti Sumatera ada beberapa PO asal Sumatera yang melayani trayek dari Jakarta ke beberapa daerah di pulau Sumatra, sebut saja PO Lorena, PO ALS, PO SAN, CV. Pelangi, dan lain sebagainya. Sementara, untuk trayek dari Jakarta ke Bali dan Lombok, sebut saja PO Safari Dharma Raya (OBL) dan Lorena yang saya ingat melayani rute itu.

Dari segi kelas, waktu itu banyak terdapat kelas-kelas dalam bis AKAP maupun AKDP, yang tentunya mempengaruhi fasilitas yang akan didapat bagi penumpang. Mulai dari Economy Class, Patas, VIP Class, Bussiness Class, Executive Class, dan Super Executive Class. Beberapa PO juga memiliki penamaan tersendiri seperti Super Deluxe, Royal Coach, dan lain-lain. Dari segi fasilitas, setiap PO memberikan fasilitas yang benar-benar sesuai dengan kelasnya, artinya kenyamanan penumpang benar-benar menjadi hal yang diutamakan. Contohnya, penumpang kelas Super Executive akan mendapat fasilitas berupa kursi yang lebar, lega, empuk serta nyaman, selimut yang tebal, bantal, TV dan musik, toilet, serta mendapat snack dan makan prasmanan, belum lagi pelayanan kru nya yang ramah, bis yang nyaman dan bagus, dan fasilitas plus-plus lainnya.

Selain itu, hampir semua PO menawarkan kecepatan untuk sampai di tujuan. Oleh karena itu, muncul istilah Bus Cepat, atau Bis Malam Cepat, karena mereka memang memberikan hal itu. Maka dari itu, perjalanan di malam hari menjadi perjalanan yang menegangkan. Pantura, jalur yang sering dilewati bis-bis malam, dijadikan arena balap buat para sopir bis malam. Adegan salip-salipan kerap sering terjadi. Saya sendiri mengenal satu PO yang terkenal dengan kenekatan-nya di jalan pantura, yaitu Lorena. Sayang, dulu tidak punya kesempatan untuk naik bis ini.

Sekarang, setelah jaman reformasi, apa yang terjadi? Krisis yang melanda Indonesia tahun 1998 memberikan dampak yang luas, salah satunya kenaikan harga BBM. Beberapa PO bangkrut karena terus merugi, keuntungan-keuntungan yang di dapat tidak dapat mengimbangi jumlah pengeluaran untuk perawatan armada dan bahan bakar yang kian meningkat. Hal ini diperparah dengan banyaknya maskapai pesawat terbang yang menawarkan tiket lebih murah. Hal ini membuat beberapa PO terpaksa menutup trayek-trayek tertentu, terutama trayek ke luar pulau Jawa. Harga tiket bis semakin naik tetapi tidak diimbangi dengan pelayanannya. Pelayanannya justru menurun antara lain mengurangi jatah snack dan makan, menambah jumlah seat yang sebelumnya terasa lega sekarang menjadi lebih sempit. Fasilitas-fasilitas yang ada tetap dipertahankan walau sudah rusak dan usang, contohnya kursi.

Banyak PO yang mengurangi jumlah armada yang beroperasi, termasuk mengurangi kelas yang tadinya bervariasi sekarang tidak lagi. Dari hal inilah kemudian masalah ketidak-puasan dari penumpang bermunculan. Sebagian besar penumpang merasa tidak puas karena tidak mendapatkan pelayanan dan fasilitas yang sesuai dengan kelasnya. Contohnya, seorang penumpang naik bis kelas Super Executive, tapi dia mendapatkan kursi yang sudah rusak, AC tidak dingin, toilet bau, tidak dapat snack, makanannya tidak enak, TV dan musik rusak sampai dengan pelayanan kru yang tidak ramah.

Selain fasilitas, banyak PO yang mempertahankan bis-bis yang sudah tua dan bahkan sebagian sudah tidak layak jalan lagi, tanpa adanya peremajaan armada yang baru. Isitlah bus Cepat menjadi slogan belaka, jangankan cepat sampai tujuan, bis malah mogok di jalan. Perjalanan di pantura menjadi perjalanan yang membosankan, karena bis-bis berjalan lambat dan santai. Selain karena armada yang sudah tidak prima, hal ini dikarenakan solar Jatah, yaitu bis yang dijatahi sekian liter solar untuk setiap perjalanan. Jadi, kalo supir bis ingin ngebut maka siap-siap saja tekor untuk solar.

Masa Pasca Millenium dan Krisis merupakan masa-masa tersulit dan sangat mematikan untuk perusahaan Otobus. Kini, setelah semuanya berlalu, perusahaan-perusahaan otobus mencoba kembali memajukan dan mengangkat perusahaan mereka yang sempat jatuh. Beberapa PO sudah mulai membenahi perusahaan dan meningkatkan pelayanan. Bahkan, tidak sedikit PO-PO baru bermunculan, ini artinya moda transportasi darat ini sedikit demi sedikit mulai bangkit kembali, kejayaan yang silam mulai dirajut kembali. Beberapa PO mengeluarkan armada terbarunya dengan mesin terbaru pula. Saat ini mereka pun mulai saling berlomba untuk memberikan yang terbaik untuk penumpang mulai dari mesin bis yang baru dan tangguh di jalanan, desain karoseri yang cantik, interior yang bagus dan nyaman, sampai fasilitas. Dibawah ini terdapat foto-foto perbandingan bis jadul era 90an dengan bis yang saat ini. Saya, sebagai pengguna setia dan penggemar bis, mengharapkan kelak PO-PO di seluruh Indonesia (tidak hanya Jawa) bisa berjaya lagi melebihi kejayaan yang lalu.

Foto Bis PO. Muji Jaya, jadul dan yang terbaru

Foto Bis PO. Kramatdjati, jadul dan saat ini

Foto Bis PO. Ramayana, jadul dan yang terbaru

Foto Bis PO. Putra Remaja, jadul dan saat ini

Sumber Foto2 dari Forum Bismania: www.bismania.com

Minggu, 14 November 2010

Ke Jepara dan Solo, Perjalanan yang "Menyenangkan"



Ini tentang pengalaman saya naik bus ke kota Solo. Memang ini bukan yang pertama kalinya, hanya saya ingin mensharingkan tentang sekilas dunia per-bis-an melalui apa yang saya alami, dan kebetulan saya juga seorang penggemar bis. Pada awal Oktober lalu, saya memutuskan 'secara mendadak' pagi harinya untuk pergi ke Solo. Saat itu juga saya langsung menelpon ke agen bus di Terminal Lebak Bulus. Saya memilih PO Shantika dengan mesin Scania. Bus ini akan mengantar saya ke Jepara via Semarang, nanti dari Semarang baru disambung lagi dengan Patas tujuan Solo. Inilah cara menyenangkan buat saya untuk jalan-jalan.
Kembali saat saya menelpon agen, saya tanya apakah saya bisa memesan seat terdepan. Pihak agen pun menyanggupi dan saya 'deal' dengan agen untuk datang jam 16.30. Sebuah pelayanan yang cukup memuaskan ditambah dengan keberuntungan saya sehingga saya mendapat seat nomor 1.

Saya tiba di terminal Lebak Bulus jam 4 lebih 15 menit, yang saya tempuh dengan naik bus Deborah dari Depok. Saya langsung menuju tiket dan menukarkan uang sejumlah 130 ribu rupiah dengan selembar tiket. Pihak agen kemudian memberitahu saya bahwa bus sudah ada di tempat dan saya bisa langsung masuk ke dalam. Lalu saya menuju ke tempat dimana bis itu berada. Saya senang ketika melihat bis yang saya naiki ini. Ini termasuk armada terbaru yang dimiliki PO ini. Bus dengan mesin Scania K380IB yang dibajukan dengan karoseri Scorpio King pabrikan dari Tentrem, berwarna putih dengan garis-garis dinamis. Bis ini menjadi bahan perbincangan para penggemar bis belakangan ini. Selain karena power-nya yang paling besar saat ini, yaitu 380 HP, di Jawa sendiri hanya 2 PO yang setahu saya baru memiliki mesin tipe ini.

Pukul 17.45, bus berangkat meninggalkan terminal, dan langsung masuk Tol JORR tanpa 'ngetem' lagi di pinggir jalan. Ketika sampai di Jati Asih, bus ini keluar Tol. Saya juga kurang tahu apakah di daerah ini ada agen atau tidak. Bus berhenti sekitar 10 menit, dan menaikkan 1 atau 2 orang penumpang. Kebetulan bus tidak penuh dan masih tersisa beberapa kursi kosong. Setelah itu, bus berjalan lagi dan masuk Tol Cikampek.
Bus kelas eksekutif ini tentunya dapat fasilitas, selain AC dan toilet seperti Reclining seat, leg rest, bantal, selimut, TV LCD dan musik (saat itu TV musik tidak dinyalakan karna tertulis ada masalah dengan sistem audio-nya), dan yang pastinya saya mendapat servis makan prasmanan. PO ini bekerja sama dengan RM. Barokah Indah yang ada di daerah Indramayu (kalau tidak salah). Menu makanan malam ini cukup enak walau terlihat biasa-biasa saja bagi saya. Saya sampai di rumah makan ini sekitar jam 9 kurang, dan penumpang diberi waktu untuk makan, istirahat, dan lain-lain selama 30 menit, setelah itu melanjutkan perjalanan.

Waktu makin malam, dan bagi penumpang lain ini waktunya tidur yang nyenyak. Perut sudah kenyang, AC cukup dingin, ditambah suspensi udara yang nyaman biasanya akan membuat penumpang tertidur nyenyak, cepat atau lambat. Tapi tahukah Anda, bahwa ketika para penumpang tertidur, para sopir bus akan memacu bus-nya lebih cepat dan kadang lebih gila. Inilah pertempuran malam dimulai. Bus berjalan terasa halus, tapi diam-diam angka di speedometer sudah menujukkan 125 km/jam (angka maksimal di speedo). Bus-bus lain yang berada jauh di depan mampu dikejarnya dan disalip, bahkan bus-bus yang 30 menit lebih berangkat lebih dulu dari terminal Lebak Bulus pun sanggup disusulnya. Tapi, saya melihatnya masih wajar, lantaran mesin bus ini yang sanggung mengeluarkan power 380 HP sementara bus-bus lain hanya sekitar 180 HP, 210 HP, 250 HP, 260 HP saja, ditambah solar yang tidak dibatasi. Alhasil, apa yang terjadi semalam menjadi tontonan yang menarik buat saya.

Kekhawatiran mulai melanda karena sampai di tempat tujuan lebih pagi dari yang saya perkirakan. Jam 3 kurang sudah sampai di Semarang, dimana saya berencana turun di sini. Tapi, saya urungkan rencana itu dan saya lebih memilih melanjutkan sampai Jepara, demi keamanan. Lagi-lagi karena bus yang melaju cepat, Semarang - Jepara hanya ditempuh 1 jam kurang. Akhirnya saya meminta tolong kepada kru bus ini untuk diperbolehkan ikut sampai ke garasi sambil menunggu matahari terbit. Setelah menurunkan penumpang terakhir, bus menuju ke garasi yang berada di daerah Ngabul, Jepara. Saya pun diperbolehkan tidur di dalam bus.

Paginya, saya bangun dan meninggalkan garasi. Saya mengurus pertiketan dahulu untuk saya pulang ke Jakarta sebelum beranjak ke Solo, yang ternyata ujung-ujungnya tidak berhasil dan saya putuskan untuk langsung ke Solo. Saya berangkat dari Jepara jam 11 siang, naik bus 3/4 ke Semarang. Waktu saya naik, bis tidak terlalu penuh, dan saya memilih duduk di belakang, dekat pintu belakang. Bus lambat laun dipenuhi orang-orang yang baru masuk/pulang kerja. Mereka kebanyakan adalah para wanita dari pabrik rokok Djarum, terlihat dari topi khas yang mereka pakai. Beruntung saya memilih tempat duduk yang pas, jadi saya tidak ikutan desak-desakan seperti yang lain, lega dan tidak panas. Kalo pagi tadi naik bus besar, Semarang - Jepara bisa di tempuh dalam waktu kurang dari 1 jam, lain halnya dengan bus reguler ini. Dari Jepara ke Semarang via Demak ditempuh sampai 2 jam lamanya.

Sampai di terminal Terboyo Semarang jam 1 siang. Kebetulan ada Patas Safari ke Solo yang barusan ke luar terminal, lalu saya berlari dan saya cegat di putaran. Ada pengalaman yang menarik selama naik bus ini. Awak bus ini berseturu dan merasa kesal dengan bus beda PO di depannya yang melayani trayek yang sama, lantaran mereka berjalan lebih dulu. Alhasil jalur Semarang Solo menjadi jalur yang terpanas dari yang pernah saya temui. Mereka saling kejar-kejaran, dan biarpun hujan deras, sopir Safari ini tetap melajukan bus ini dengan kencangnya, yang sempat membuat saya was-was. Kemelut antara dua bus dua PO berakhir di terminal Bawen, saat bus yang saya naiki masuk ke terminal sementara sasarannya jalan terus. Tapi, ternyata hal itu tidak membuat sopir bus Safari ini menjadi tenang, dia tetap 'panas' mengendarai bus ini, bahkan sampai mendahului sesama Patas Safari lain, yang berhasil tersusul di daerah Boyolali. Beruntung, saya sampai di Solo dengan selamat.

Kamen Rider Jadul

Habis nonton film Kamen Rider RX, gw dapet satu episode film ini dari temen gw. Tapi, di film itu varian Kamen Rider RX mulai dari Kamen Rider black, black RX, RX robo, sampe RX bio semuanya nongol... mungkin dengan pemain yang beda. Padahal kalo dulu mikirnya... satu Kamen Rider diperanin sama satu orang, ya si kotaro minami itu.

Kamen Rider RX, kalo dulu gw nyebutnya Ksatria Baja hitam, dan kayaknya itu istilah emang dari stasiun TV yang dulu nayangin film ini. Gw tuh ngerasa lucu aja, ngeliat film ini dari segala hal. Dari pas kotaro minami berubah pake gaya yang khas banget, kayaknya ribet aja gitu loch... kalo dipikir-pikir, musuh pasti udah nyerang duluan pas kotaro minami lagi berubah pake gaya itu... tapi nyatanya, monsternya cuma ngeliatin aja. Aneh banget khan?...

Terus, kalo liat jubah besi yang dipake, bener-bener2 cupu abiiss. Dulu nganggepnya itu jubah besi beneran, tapi kok banyak tekukan-tekukan ya? hahaha... Keliatan banget kalo itu dari kulit atau karet, dan gak ada kesan besinya. Coba perhatiin bagian pangkal ketek, lutut, sikut, paha, leher ama pinggang, gak tertutup kayak di dadanya aau bagian lain alias gak rata. Maksudnya sih biar aktornya bisa gerak bebas. Coba dari ujung kepala sampe kaki dibuat tertutup... ya gak bisa gerak lah...

Teknik kameranya juga pake teknik lama, paling sering pake teknik reserved ama cut scene. Contohnya, pas RX mau pake jurus tendangan maut. Kamera nyorot RX yang masih di atas tanah, trus dia loncat. Tauk-tauk udah ganti scene, pas dia udah di atas, di langit. Padahal kita tauk tuh, ngloncatnya gak tinggi-tinggi banget. Kalo teknik reserved, contohnya pas RX atau monsternya loncat dari bawah ke atas. Padahal tuh cuma diputer balik aja, aslinya dia loncat dari atas dulu.

Kalo dari sisi karakter ceritanya... terlalu didramatisir. Penuh solidaritas, setia kawan. Trus, hampir setiap episode menampilkan cerita yang sama. Monster bikin kacau, datenglah kotaro minami, trus berubah jadi RX, trus monsternya kalah. Kadang gak ada hubungannya antara episode satu dengan yang lainnya. Gak kayak yang sekarang, very complicated... yang kadang permasalahan gak selese dalam satu episode... dan cerita setiap episode selalu berhubungan, jadi kalo gak nonton satu episode, nonton episode berikutnya jadi janggal.

Cara si Baja Hitam ngalahin monsternya juga simple banget. Biar ceritanya lebih seru pasti pertama si jagoannya gak kuat ngelawan monsternya. Tapi kalo udah mau abis ceritanya, gak tau gimana tauk2 tuh jagoan jadi kuat trus bisa ngalahin monsternya. Ibarat jagoan kalah duluan menang belakangan dipake di cerita ini. Trus yang gak kalah serunya pas di ending. Udah ciri khas banget, kalo monster kalah trus meledak trus jagoannya balik arah sambil gaya trus diem beberapa detik. Sumpah konyol abis...

Trus soal belalang tempur, perhatiin deh setiap kalo Baja Hitam naik motor belalang tempurnya... muter dulu sambil diliat, abis itu berdiri disampingnya trus langsung ngangkangin tuh motor. Sett dah, ngangkangnya biasa ja mas... Seru abis. Udah gitu, knalpotnya banyak banget, yang satu knalpot beneran yg satunya lagi cuma corong... wkwkwk. Trus kalo ngebut pasti banyak asep nya alias ngebul... ketawan kalo pake motor 2 tak.

Trus... dari soundtrack... lagunya enak-enak, tapi kebanyakan penyanyinya bapak2, ketawan dari suaranya yang ngebass.

Tapi, hebatnya dari serial ini adalah memang ditujukan untuk anak-anak. Ksatria Baja Hitam yang dulu ceritanya ringan dan adegan perkelahiannya gak brutal. Ceritanya juga inspiratif. Penggemar Tokusatsu di Indonesia kebanyakan dulunya emang seneng banget nonton film ini dan kegemaraannya biasanya berawal dari film ini. Seiring perjalanan waktu, penggemar Ksatria Baja Hitam ini yang dulunya masih kecil sekarang sudah remaja dan dewasa, yang tentunya seleranya sudah tidak seperti dulu lagi. Tapi mereka tetap menggemari serial Masked Rider Jepang dari tahun ke tahun, karena serial Masked Rider jepang semakin berkembang, semakin canggih dan cerita juga tidak sederhana lagi dan bahkan menurut saya sudah tidak cocok lagi ditonton oleh anak-anak.

PENYESALAN

sebuah rasa penyesalan yang tak kunjung hilang... mengapa aku masih memendam rasa itu... ketika waktu tak dapat lagi diputar balik... apa yang harus aku lakukan...
seikat kenangan yang masih menyatu di kepalaku... terlihat masih jelas... dan rasanya pun masih terasa...
sungguh-sungguh aku menyesal... sangat-sangat menyesal...
mengapa aku dilahirkan seperti ini... tak punya nyali sedikit pun...
tak berani bertindak... hanya mampu menatap dari kejauhan...
hingga cinta melayang begitu saja...

aku sakit... aku sakit bukan karena dia...
aku sakit... karena diriku sendiri...
ketika itu...
hanya bisa melihat dari balik kaca...
hanya mampu menyentuh dari seberang daratan...
hanya berani berbicara dengan secarik kertas...
hanya dapat tersenyum saat tak ku terlihat...
semuanya ... tak ada gunanya...


cintaku sangat membekas di hati...
namun sungguh memilukan...

bodoh!! aku sangat bodoh!!
hatiku menyimpan rasa penyesalan diri yang amat dalam
ketika ku teringat semua kenangan itu...

cinta yang tak terucapkan...
cinta yang belum sempat ku sampaikan...
cinta yang tak berani ku perlihatkan...
cintaku ini sungguh2 memalukan...
namun cintaku ini masih membekas...

masihkah ada kesempatan ...
untukku bertindak ...
atas nama cinta...
aku ingin mencoba lagi...
memberanikan diri...
menghadapi cintaku ini...

Serunya Naik Kereta Api Ke Bandung

Salah satu pesona yang bisa kita nikmati saat pergi ke Bandung adalah perjalanannya. Bandung, sebuah ibukota dari provinsi Jawa Barat, terletak di dataran tinggi. Lokasinya dikelilingi perbukitan dan gunung-gunung, makanya jika kita pergi ke Bandung, kita harus mendaki dan menuruni gunung dan kadang membelah bukit. Saya dan teman-teman saya tidak pernah bosan pergi ke kota itu karena selain kotanya masih sejuk, untuk menikmati kota Bandung kita cukup butuh satu hari saja, itu sudah termasuk perjalanan pp. Di antara banyaknya transportasi umum menuju Bandung, saya dan teman saya lebih memilih moda Kereta Api. Mungkin dipikiran kami, naik gunung dengan kendaraan mobil atau bus itu sudah biasa, tapi kalo dengan kereta api... pastinya lebih menyenangkan.

Kebetulan minggu lalu saya pergi ke Bandung dengan kereta api. Harga tiket kereta api dengan bis AKAP ke Bandung tidak jauh berbeda. Untuk kereta api kelas bisnis cukup Rp 30.000, sedangkan kelas eksekutif hanya Rp 50.000. Kelas favorit saya adalah bisnis, karena lebih murah dan kelebihan uangnya bisa untuk membeli oleh-oleh. Pemberangkatan dari Jakarta bisa dari Gambir, bisa juga dari Jatinegara. O iya, nama kereta api ke Bandung sudah berubah. Kalo dulu ada Parahyangan dan Argo Gede, sekarang digabung menjadi satu menjadi Argo Parahyangan.

Umumnya, kita akan mendapatkan nomor tempat duduk di kelas bisnis. Tapi berapa pun nomor tempat duduk yang saya dapat, saya selalu mencari tempat duduk yang kosong di gerbong paling belakang. Biasanya saya menyempatkan untuk tidur sejenak saat perjalanan dari Gambir ke Cikampek. Setelah lewat dari Cikampek dan Purwakarta saya baru bangun dan siap menikmati sensasi perjalanan yang sesungguhnya.

Saat kita sampai di daerah Purwakarta, di sebelah kanan kita akan melihat pegunungan. Di balik gunung-gunung itu, kalau mata kita jeli maka kita akan melihat sebuah danau atau waduk, itulah waduk Jatiluhur. Dari sini pun kita sudah disuguhi pemandangan yang luar biasa. Dari Purwakarta kita akan melewati Tol Cipularang, dan posisi kita lebih dekat dengan waduk, hanya saja kita sulit melihatnya karena tertutupi gunung. Kalau kita melihat peta, maka di situ ada banyak simbol gunung di sekitar waduk. Tapi ada hal yang cukup memilukan bagi saya, gunung-gunung itu sebagian sudah terkikis karena pertambangan kapur.

Setelah melewati waduk Jatiluhur atau tepatnya setelah melewati Stasiun Plered, kita juga akan melewati Waduk Cirata yang ada di sebelah kanan. Tapi kita tidak dapat melihatnya karena tertutup oleh bukit. Perhatian saya justru tertarik pada liukan-liukan si ular besi ini. Bahkan ada kelokan yang hampir beradius 360 derajat, tepatnya di dekat Stasiun Puteran. Di sini memang terdapat banyak sekali kelokan, karena status kereta sedang mendaki gunung. Biasanya saya sudah tidak duduk lagi di tempat duduk melainkan berdiri di pintu, sambil menikmati udara segar dan pemandangan yang menakjubkan. Tapi, perjalanan masih panjang dan itu semua belum seberapa.

O iya, sebenarnya di daerah ini kita akan melewati sebuah Jembatan yang fenomenal di Indonesia, yaitu Jembatan Cisomang, hanya saya tidak tahu tepatnya di daerah mana. Jembatan Cisomang merupakan Jembatan KA paling tinggi di Indonesia, kurang lebih kedalamannya mencapai 200 meter. Tapi, jembatan ini tidak menyeramkan karena memiliki jalan kecil di sisinya sehingga lebih lebar. Berikutnya, salah satu rekor yang ada dalam perjalanan ini adalah Terowongan Sasaksaat. Terowongan Sasaksaat merupakan terowongan KA paling panjang yang masih aktif di Indonesia, panjangnya kurang lebih 949 meter. Terowongan ini terasa menyeramkan karena "kata orang sekitar" terowongan ini adalah terowongan yang angker. Biasanya saya selalu menutup pintu kereta api jika sedang melewati terowongan ini.

Tidak jauh dari Stasiun Sasaksaat, kita akan melintasi kembali Tol Cipularang, dari bawah kolong. Dari sini kita bisa melihat jembatan yang sangat mengagumkan yang akan kita lewati. Sungguh luar biasa, sangat mendebarkan, kalau kita ada di pintu maka hanya beda satu langkah tingginya sudah mencapai puluhan dan ratusan meter. Jembatan ini tidak mempunyai pembatas dan kita bisa melihat apa yang ada di bawah jembatan ini. Selain itu, kita juga bisa menikmati jembatan Tol Cipularang yang tidak kalah tingginya. Inilah yang saya maksud sensasi itu. Kemudian dari sini kita akan melewati jembatan-jembatan lain yang jumlahnya masih saya belum tahu (mungkin ada 10 lebih), yang semuanya tidak ada pembatasnya.

Akhir dari sensasi yang mendebarkan ini berakhir di daerah Padalarang, karena kita sudah mulai memasuki Kota Bandung. Sekedar tips dan saran, pilih perjalanan di pagi hari dan menjelang sore, karena selain masih bisa menikmati pemandangan, udaranya tidak terlalu panas. Jangan nekat berdiri di pintu kereta yang terbuka, dan waspadalah terhadap pelempar batu yang setiap saat bisa mencelakai Anda (saya saja hampir kena lho...), terutama di jalur Jakarta-Cikampek. Jangan buang sampah di jalan, karena bisa merusak alam.


Kamis, 08 Juli 2010

Film itu adalah...

 Film itu adalah sebuah cerita tentang kehidupan manusia.....

Kehidupan manusia sendiri merupakan kumpulan dari berberapa film dengan genre yang berbeda. Sepenggal cerita kehidupan manusia kemudian diolah lalu agak didramatisir dan diberi efek-efek tertentu, maka jadilah sebuah film dengan satu genre tertentu. Saya ambil contoh satu cerita (cuma contoh aja ya, bukan kenyataan).

Saya bangun tidur lumayan telat, alarm pun menunjukan sudah 3 kali berdering. Langsung, saya pun mandi dengan shower di ruangan mandi saya yang cukup besar. Saya meninggalkan rumah saya yang mewah untuk berangkat ke kantor dengan menggunakan mobil mewah.

Kemudian di  tengah jalan saya hampir menabrak seseorang, tapi seseorang untuk pingsan karna kaget dan mendapat luka yang ringan. Ternyata, orang itu adalah seorang wanita yang cantik dan sexy. Saya panik karna orang2 sudah ingin memukuli saya. Saya pun mengantar wanita ini ke rumah sakit. Di rumah sakit, saya menitipkan pasien wanita ini ke seorang suster dan mengatakan kalo seluruh biaya saya yang menanggungnya. Karna saya sudah telat sekali ke kantor.

Saya memacu mobil saya dengan cepatnya, tanpa takut suatu apa pun. Tempat yang berjarak 30km saya tempuh hanya kurang dari 10 menit lewat jalan bebas hambatan yg ternyata cukup ramai juga.

Namun, tetap saja tiba kantor sudah tengah hari, banyak pekerjaan yang tertunda, saya pun dimarahi atasan saya. saya merasa hari ini adalah hari yang berat. Namun, di saat saya merasa stress, banyak rekan2 kerja yang memberi support. Saya pun merasa senang.

Jam menunjukan pukul 3 sore, saatnya untuk pulang. Di saat mau menginjakkan kaki ke luar kantor, Boss saya memanggil nama saya. Spontan saya terdiam dan jantung berdetak keras, sampai keringat dingin. Lalu saya membalik badan saya, sambil tersenyum dan berkata, "eh, si boss... knapa boss?". ternyata eh ternyata, si boss cuma mengingatkan saya kalo besok ada meeting dengan klien. Saya pun lega, dan langsung melangkahkan kaki menuju parkir mobil saya.

Sampai di parkir, saya melihat ada seseorang yang mendekati mobil saya, dan dia terlihat waspada sambil melihat sekelilingnya. Gak taunya pintu mobil saya terbuka, lalu di lari sambil membawa sesuatu yang diambil dari mobil saya. ternyata itu adalah surat berharga warisan dari kakek saya. Saya pun mengejarnya dengan skuat tenaga. Akhirnya maling itu tertangkap dan saya langsung memanggil satpam. ternyata orang itu adalah suruhan paman saya.

Lalu saya pun pulang ke rumah saya. Tidak lupa saya datang ke rumah sakit, menengok wanita itu. Rumah sakit tidak jauh dari rumah saya mungkin sekitar 5 km dari rumah saya. ternyata wanita itu sudah sdar dan sudah sehat. ketika wanita itu saya datangi. wanita itu terlihat kesal sekali. Saya pun telah berkali-kali mengucapkan maaf tapi tidak dimaafkannya. tapi akhirnya saya dimaafkannya. Sesekali saya menatap matanya dan dia pun menatap saya juga. Lama2 saya jatuh hati padanya. Nama wanita itu adalah Laras. Lalu saya tanya dimana ia tinggal. ternyata, dia tinggal di jakarta, dan dia habis kecopetan di bis. Karna dia gak bisa membayar tiket bis, dia pun diturunkan di jalan. Dan gak lama kemudian terjadilah insiden itu. Lalu saya menawarkan untuk tinggal di rumah saya sementara. Sebelum ke rumah, kami makan malam dulu di resto, dan berceritalah kami di situ.

Di tengah jalan, tiba2 mesin mobil mati dan kami berada di tengah kawasan yang gelap. Laras ketakutan, memegang lengan saya. Saya pun berusaha menenangkannya. Saya keluar mencoba melihat masalah apa yang sedang terjadi. Setelah di lihat ternyata tidak ada masalah. Saya kembali ke dalam mobil, dan mencoba menelpon bengkel. Tapi tidak ada signal. Kejadian ini baru saya alami kali ini karna kebetulan jalan yang biasa yang saya lewati sedang dalam perbaikan lalu saya melewati jalan alternatif yg terdekat. Saya baru inget kalo daerah ini terdapat kuburan tua. Tiba2 hawa terasa dingin dan bulu kuduk saya berdiri. Pegangan laras pun juga makin kencang dan dia sampe memeluk saya ketakutan. Lalu sesuatu yang tidak dapat dideskripsikan lewat di depan mobil saya. Beberapa menit yang mencekam.

Setelah itu mobil saya menyala. Dan kami melanjutkan perjalanan sambil ketakutan setengah mati. Dan sampailah di rumah saya, tapi pegangan laras belum juga dia lepaskan. Dia pun tersipu malu. Disitulah kami mulai saling jatuh cinta. Saya tunjukan kamar laras. Lalu saya pun ke kamar saya. Saat saya sedang mandi, saya mendengar teriakan. Dan itu adalah teriakan laras, dengan terburu2 dan dengan modal handuk, saya pun buru2 menghampiri kamarnya dengan badan masih basah dan bersabun. Ketika saya buka pintu tdak ada orang, ternyata dia ada di kamar mandi. Dia pun menutup muka dan duduk di pojok kamar mandi. Lalu dia menunjuk sesuatu, ternyata ada kecoak. Saya pun tersenyum sambil membuang kecoa tu. Dia pun sdar bahwa kami sama2 sedang setengah telanjang. Kami pun malu. Lalu saya mendekati laras dengan percaya diri, lalu saya menngucapkan kalimat dashyat. Aku sayang kamu.

Lalu mulailah kami bercumbu dan diranjang kami bercinta. Setelah bercinta, laras tersenyum dan gak menyangka betapa hebatnya permainan kami tadi. Dia mengajak saya mandi bersama. Saya pun tidak menolak. Di saat badan kami sudah bersih, saya merasa bergairah kembali, Laras pun merasakan hal yang sama. Jadilah kami melakukan ronde yang kedua di kamar mandi. Dan hari itu berakhir saat kami tertidur pulas di ranjang.

Hebat khan ceritanya..... Dari cerita itu bisa dibuat beberapa film dengan genre yang berbeda lho, dengan mengambil sepenggal cerita di atas, lalu ceritanya diperluas dengan menitikberatkan berasarkan genre. Kemudian di beri efek dan lebih didramatisir. Coba kita lihat.

Kita bisa membuat film drama percintaan, ketika dia bertemu laras, kemudian jatuh cinta. Film drama sosial, ketika dia menabrak laras dan dia hampir dipukuli orang banyak. Atau bisa juga diambil ketika dia telat sampai di kantor, dimarahi boss, lalu diberi support oleh rekan kerja. Film action balapan, ketika ternyata dia bisa memacu kendaraannya hingga hanya beberapa menit sampai kantor, mungkin saja dia mantan pembalap. Film action lain, ketika dia berusaha mengejar maling dan menangkapnya, siapa tahu ternyata dia intel atau mantan detektif hebat. Film komedi, ketika dia telat bangun tidur dan hendak pulang dari kantor. Film misteri diambil dari ketika maling itu ternyata suruhan pamannya, disitulah misteri dimulai. Film horor ketika dia melewati daerah angker. Nah, selain itu ada juga film genre lain yaitu film porno di bagian terakhir. (hehehe...).

Ysampurna
29 Juni 2010

Sabtu, 03 Juli 2010

Memang bukan Rejeki... Menjelang Ulang Tahun Po. Shantika

Hari Jumat, gak seperti biasanya, hari ini gw bawa tas yang isinya bermacam-macam barang. Ada kemeja, kaos, celana, dan puyer tolak angin serta sedikit bekal air minum. Layaknya orang ingin melakukan perjalanan jauh. Tapi memang, setelah pulang kantor hari ini, saya akan segera menuju ke terminal Rawamangun untuk pergi ke Jepara dan menghadiri Ulang Tahun Shantika. Rencana yang udah dipersiapkan secara matang mulai dari seminggu sebelumnya. Keinginan gw untuk mencicipi bus baru Muji Jaya 1525 HD new Marcopolo akan segera terwujud, apalagi kalo dikendarai driver handal macam Mas David, plus bareng teman-teman Bismania. Tiket saya dan yang lainnya sudah ada ditangan saya hari Rabu lalu. Waktu perjalanan dari kantor ke terminal Rawamangun udah gw perhitungkan jauh2 hari. Hari ini gw memang tinggal menunggu saat2 pulang kantor, sambil membayangkan gimana seru dan asyiknya naik bis baru ngeblonk bareng temen2.

Jam begitu terasa lama, gw sendiri dari sejak sampai di kantor sudah gak ada gairah untuk bekerja. Tiba2, sekitar jam 9 lebih, teman kantor senior gw menelpon. Mendengar dering telepon saja udah membuat perasaan gw gak enak, apalagi kalo dijawab. Mau gak mau tetap harus gw jawab. Pembicaraannya kurang lebih seperti ini:

Teman (T) : Halo... Dis, lo lagi sibuk gak?
Gw (G) : Kenapa emangnya pak?
T: Gak, khan si xxxx (nama disamarkan) gak bisa ikut Aanwijzing ke Serang, jadi lo ikut ya...
G: (perasaan gw jadi bener2 gak enak)... hah... ke serang?!
T: iya. Ntar jam sebelasan kita berangkat ya... bisa khan?
G: (bingung antara jawab bisa apa gak, kalo bilang gak bisa takutnya dia ngadu ke boss, kalo jawab bisa, bisa gagal gw ke jepara)...
G: Pak.. itu.. itu kira2 pulang ke kantor sampenya jam berapa pak?
T: Ya... kira2 jam 8an lah...
G: hah!! jam 8. Yang bener pak. Wah, gak bisa pak saya harus disini jam 5 sore pak. (Awal kesalahan gw)...
T: Jam 5? Mau ngapain lo, sibuk ya?
G: ENGGAK BEGITU SIH, SOALNYA NTAR PULANG KANTOR SAYA MAU PULANG KAMPUNG PAK. (kalimat huruf besar merupakan kalimat yang paling fatal yang pernah gw ucapkan untuk sebagai alasan)...
T: hhooo... gitu ya. (dengan nada agak tertawa). Jadi bisa apa gak Nih? (dengn nada agak sedikit keras)...
G: hhmmm... gak bisa pak.
T: Gak bisa ya. Oke kalo begitu.

Pembicaraan langsung berhenti. Dan gw langsung lega yang disertai dengan rasa deg-degan. Tapi, gak beberapa lama kemudian, dia telepon lagi. Pembicaraannya berlangsung cepat dan gw udah gak bisa mikir lagi. Intinya, kalo gw harus ikut dan ini merupakan perintah dari Boss. saat itu juga gw langsung turun ke lantai dasar menemuinya. Dan ternyata oh ternyata, dia menelepon Boss dan mengatakan kalo gw gak bisa ikut dengan alasan yang gw kemukakan di atas. Temen gw itu bilang, Boss langsung marah dan mengatakan kalo gw harus ikut. Temen gw bilang kalo gw harus ikut karna Boss udah marah tadi. Seketika itu gw langsung lemes.

Tapi, gw gak tinggal diam. Gw langsung melakukan perhitungan waktu. Tempat pertemuannya kira2 ada di Cikande, Serang. Tempat terjauh yang pernah gw datengin untuk Meeting. Gw langsung mikir, kok kenapa tiba2 bisa jadi gini ya?, saat gw lagi pengen seneng2 ada aja yang menghalangi. Tapi gw buang jauh2 pikiran itu. Gw langsung diskusi sama supirnya. "Pak, kira2 jam 5 bisa sampe sini gak?" kata gw. Jawabannya membuat gw ragu. Jawabnya, "ya tergantung. Kalo lancar bisa sampe, kalo macet ya gak bisa"... Waduh, pikir gw. Karena Aanwijzingnya jam 2, diperkirakan jam 3 sudah selesai dan bisa pulang. Gw tanya lagi, "emangnya berapa lama perjalanannya dari sini ke sana?". Jawabnya, "kurang tau ya, soalnya dari Tol khan masih masuk ke dalem, dan ke dalemnya juga lumayan jauh". Karna masih gambling, gw gak berani melakukan perhitungan, yang jelas mulai detik itu gw bener2 berdoa, semoga gw bisa tepat waktu sampai ke terminal.

Kira2 udah jam 11, tapi kok belum berangkat juga. Rupanya temen gw itu masih sibuk ngerjain pekerjaannya. Mungkin karna gw merasa panik dan terburu-buru, gw selalu bilang ke beliau, ayo dan ayo... alasannya supaya sampai disana jam 12, sekalian Bapak sholat jumat. Dan akhirnya kami pun berangkat, dan gw lihat temen gw itu agak keliatan kesal. Di dalam mobil, temen gw itu bilang agak keras ke gw, yang membuat gw jadi ciut. Ini akibatnya karna gw membuat dirinya terburu-buru dan meninggalkan pekerjaannya yang lain. Sifatnya baru gw ketahui saat itu juga, kalo dia gak suka terburu-buru. Di perjalanan pun gw panik dan diem aja. Panik gw tambah parah, saat melihat supirnya kurang kenceng mengendarai mobilnya, apalagi ditambah cuaca yang kadang hujan kadang nggak.

Jam 11. 15 berangkat, jam 11. 45 sudah sampe karawaci, jam 12.00 keluar Tol Ciujung (Jauhnya bukan maen). Jam 12.25 berhenti di jalan karna mereka mau sholat Jumat dulu. Sekitar 2 jam-an mungkin perjalanan dari kantor ke tempat meeting, dan itu perjalanan dalam keadaan lancar. Berarti kalo jam 3 meetingnya selesai, jam 5 bisa sampe kantor. Gw agak sedikit terhibur, tapi muka gw masih ketekuk. Itu kalo lancar, kalo macet kira2 butuh 3 jam. Itu gapapa, ntar dari kantor gw naik ojek langsung ke terminal. Jam 1 kurang, udah ketemu tempatnya, Temen gw itu ngajak makan dulu. Mungkin karna melihat raut muka gw yang kusam dan terlihat menyedihkan (hahaha), temen gw itu langsung baik sama gw dan bilang, "pasti sampe, meetingnya cepet kok". Gw pun merasa terhibur.

Sudah jam 2. Tapi batang hidung yang punya proyek blom nongol juga. Dan gw masih bisa bersabar. Jam setengah 3, mereka blom juga dateng. Gw sampet mikir, kayaknya gak jadi deh. Trus gw tanya ama supir, pernah gak ketemu meeting trus gak jadi gara2 gak dateng atau telat. Jawabnya, blom pernah. Pikiran gw yg sempet gw buang jauh, dateng lagi. Emang udah kayak dibuat skenario, segala sesuatu yang sudah terlihat jelas menghalangi gw untuk menikmati kesenangan gw itu. Mulai dari diajaknya gw ke serang secara tiba2, tempat yang jauh dari biasanya, jadwal meeting yg gak biasa (biasanya jam 10an), yang punya proyek telat banget... Semua hal itu membuat gw GILA di dalam pikiran gw sendiri. Jam 3, dan mereka jg blom dateng. Dan hal ini semakin jelas terasa.

Jam 3 lebih 10 menit, mereka datang. Meeting pun langsung dibuka, dan gw tetap harus melakukan perkerjaan gw dengan baik, karna gw profesional. Kira2 meeting selesai jam 4 lebih. Dan gw yang tadinya serius, sekarang menjadi panik dan gak tenang. Perasaan ini ditambah, ketika temen gw itu masih ngobrol dengan pemilik proyek karna ada suatu urusan. Jam setngah 5 kami berangkat pulang. GILA jam setengah 5!, yang bener aja. Berarti sampe kantor jam setengah 7 donk... Itu pun kalo lancar, kalo macet gimana coba. Setelah melakukan perhitungan itu, gw pun langsung lemes dan udah kayak kehilangan harapan. Tapi, temen gw malah bilang "Sampe kok". Harapan gw muncul lagi. Tapi... di jalan macet dan cukup panjang. Melihat itu, gw gak bisa berharap banyak. Jalan macet karna jalan rusak, dan sebagian karyawan di daerah ini sudah jam pulang. Jalan Serang macet, Pintu masuk Tol pun macet... di Tol pun padat kendaraan, jauh berbeda keadaannya dengan waktu berangkat tadi.

Masuk Tol jam setengah 6, dan gw langsung SMS temen bismania gw. Waktu SMS pun gw juga udah kehilangan harapan untuk bisa ikut, tapi masalahnya bukan disitu. Masalahnya karna gw yang bawa tiket mereka, tanpa tiket ini gimana mereka bisa naik bis. Temen bismania itu nelpon gw, menanyakan posisi gw dimana dan sampe jam berapa di terminal. Gw gak berani jawab pasti, gw hanya bisa jawab secepatnya. Kenapa gw jawab itu, karna gw masih punya keinginan untuk cepat sampai disana. Walaupun kondisi jalan ramai, ditambah informasi dari radio yang mengatakan kalo banyak ruas tol di Jakarta itu macet total. Gak lama, temen gw itu nelpon lagi dan tanya "Gimana kalo dibatalin". "Apa... jangan!!!", sahut gw. Terus Hp nya mati. Gak lama lagi, nelpon gw lagi, dan bilang "lo dibatalin aja ya". Sesaat itu gw langsung ngeh kalo yang dibatalin itu cuma gw aja dan gw langsung bilang "ya udah Om, gapapa. Trus yg lain gimana, khan tiketnya ada di gw?". Jawabnya, "ntar gw coba lobi ke xxxx". Kebetulan karna kita bismania jadi kita kenal dan udah akrab sama agennya.

Akhir kata, "ya udah om. gapapa, gw ditinggal aja." Jawabnya, "oke ya dis...". Pembicaraan ditutup. Beberapa saat tadi Gw dalam keadaan yang super panik dan kemudian kehilangan harapan. Setelah menutup pembicaraan barusan, gw merasa tenang dan lega, tapi disertai rasa kekecewaan yang amat sangat. Mungkin niat gw untuk naik Muji Jaya baru pupus, tapi niat untuk ke Jepara masih ada. Melihat kondisi gw yang penuh rasa kekecewaan, temen kantor gw tanya kenapa gw gak jadi ikut. Bla bla bla... gw jelasin ke dia, dan gw juga bilang kalo gw tetep pengen pergi cuma naik bis lain. Dengan baik hati, beliau mau mengantarkan ke terminal, padahal saat itu sedang jenuh karna macet luar biasa di Tol Kebun Jeruk.

Sungguh luar biasa, selepas dari Gerbang Tol Kebon Jeruk, jalan Tol bener2 lancar. Mobil pun dibelokan ke arah Tol Priuk dan ByPass. Tapi karna di kantor sudah ditunggu teman kantor senior yang lain, jadi mereka cuma bisa nurunin gw di Jalan Perintis. Tadinya gw mau ke terminal Pulogadung, tapi karna temen gw bilang harus ini dan itu, dompet jangan dikantongin, dan lain-lain... Akhirnya gw pergi ke terminal Rawamangun dengan ojek. Di perjalanan, keraguan untuk naik bis terakhir yaitu Gunung Mulia makin besar, karna tiket yg mahal dan waktu sampe ke Jepara yg tidak dapat diprediksi. Sampai di terminal pun, gw cuma melihat bis Gunung Mulia, tanpa berniat menghampiri. Kemudian gw nelpon Bokap gw untuk minta dijemput. Dan cerita ini pun berakhir di rumah Nyokap gw di KLender. Saat itu, gw berpikir akan menikmati weekend di sini sendiri atau bersama keluarga. Mungkin memang bukan rejeki gw untuk menikmati acara itu bersama teman2 di Jepara.


Bersambung ke
Harapan Tetaplah Ada... Menjelang Ulang Tahun Po. Shantika

Senin, 21 Juni 2010

Terboyo Terkena Dampak Pemanasan Global?

Merujuk pada artikel sebelumnya, Go Green dan Pemanasan Global. Pada tanggal 19 Juni 2010, saya telah melakukan perjalanan ke daerah Semarang dengan menggunakan bus kota. Bus tersebut berlabuh (berakhir) di sebuah terminal, yang bagi saya sudah tidak asing karna pernah ke tempat ini sebelumnya. Tapi, alangkah terkejutnya saya, melihat kondisi terminal yang jauh lebih parah dari sebelumnya. Kalo waktu terakhir saya datang ke tempat ini sebulan yang lalu, kondisinya masih kering, walaupun ada banjir tetap di salah satu tempat. Namun, saat ini terminal yang dulu menjadi kebanggaan kota Semarang, sekarang menjadi layaknya sebuah pelabuhan. Air menggenangi jalan hingga pelataran area dalam terminal. Kalo sebelumnya cuma becek saja, sekarang benar-benar tergenang. Menurut penuturan salah satu pengawas PO, jika sore hari genangan air ini bahkan bisa sampai ke peron penumpang.





Apakah ini dampak dari pemanasan global? Saya memperkirakan, genangan air ini berasal dari permukaan air laut yang terus naik. Hal ini diperparah ketika air laut pasang. Kondisi pesisir Semarang pun kalo saya perhatikan tampak memprihatinkan. Banyak rumah-rumah terbengkalai, dibiarkan menjamur karna tergenang air. Dan itu mungkin hanya sebagian kecil yang terlihat. Permukaan air laut yang naik merupakan salah satu efek dari pemanasan global. Ketika es di kutub mulai mencair sedikit demi sedikit, maka permukaan air laut pun akan semakin naik.

Go Green dan Pemanasan Global

Tulisan ini dimuat di Warta Paroki St. Thomas edisi Minggu, tgl 13 Juni 2010

Go Green, Hari Bumi, Pekan Lingkungan dan lainnya adalah serangkaian bentuk peringatan bagi kita semua akan pentingnya menjaga kelestarian alam dan lingkungan hidup. Salah satu misi yang diemban adalah menekan dampak dari Pemanasan Global, yang disebabkan oleh meningkatnya kadar CO2 di atmosfir bumi. Sebagai informasi, konsentrasi CO2 di atmosfir bumi meningkat secara konsisten dari sekitar 310 ppm pada tahun 1957 menjadi sekitar 387 ppm pada tahun 2010. Ini artinya peningkatan kadar CO2 lebih dari 25% dalam kurun 50 tahun. Apa kata dunia, jika ini dibiarkan terus menerus?

Dampak pemanasan global cukup serius, antara lain perubahan iklim yang tidak menentu (ketidakstabilan iklim), contoh sederhananya bisa dirasakan di negara kita. Selama ini musim hujan di Indonesia dikenal pada periode September hingga Februari, dan musim kering (panas) pada Maret hingga Agustus. Dengan pola ini, biasanya petani menanam padi pada Desember (puncak musim hujan) dan rencana panen pada Maret atau April (awal musim kering). Karena perubahan iklim, musim hujan berlangsung hingga Maret, maka padi tersebut akan hancur dan tidak bisa dipanen. Selain itu, permanasan global juga mengakibatkan meningkatnya permukaan air laut. Data terakhir memperlihatkan, permukaan air laut mengalami peningkatan sebesar 75cm setiap tahunnya yang terjadi di seluruh bagian dunia. Saya pun juga sempat memperhatikan kondisi pesisir Jawa, termasuk Jakarta dan Semarang dimana air laut semakin naik dan telah masuk ke pemukiman. Berbagai hal dilakukan termasuk meninggikan permukaan jalan dan tanah, yang tampaknya tidak cukup memperbaiki keadaan. Selain itu, pemanasan global juga mengakibatkan meningkatnya suhu global, terganggunya ekologis alam, sampai kepada dampak sosial dan politik.

Bagaimana kita bisa memperbaiki kondisi ini, paling tidak menghindari keadaan yang lebih buruk? Salah satunya adalah melakukan program Go Green. Program Go Green yang dapat kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari adalah Hemat Listrik, Hemat Bahan Bakar yakni dengan menggunakan transportasi publik, kurangi konsumsi kertas. Dengan menghemat listirk dan bahan bakar, maka kita dapat mengurangi emisi gas karbon yang dihasilkan dari mesin pembangkit dan kendaraan kita. Jagalah kebersihan dengan membuang sampah pada tempatnya, serta membuat sanitasi yang baik, dengan itu maka kita bisa mendapatkan sumber air yang bersih dan menjaganya. Kita dapat mendaur ulang benda-benda yang sudah tidak terpakai lagi. Sayangilah lingkungan anda dan jagalah kelestariannya, tanamlah pepohonan jika anda memiliki pekarangan di rumah.

Satu hal yang bisa disimpulkan adalah, tujuan program Go Green adalah menjaga keseimbangan alam agar kita manusia dapat menempati alam ini dengan nyaman. Jika alam ini tidak lagi bersahabat untuk tempat tinggal kita, mau dimanakah lagi kita tinggal?

-YS-

Rabu, 16 Juni 2010

Tidak Mudah Menjadi Manusia Sepertiku

Knapa gw harus hidup seperti ini?

Gw trus melakukan hal yg menjijikan, padahal gw sadar kalo keadaan gw gak improve banget. Kemampuan dan potensi gw sama sekali blom gw gali dan kembangkan. Dan gw tau itu, dan gw juga tau kalo gw sedang stak di tengah perjalanan hidup yang masih panjang membentang. Smakin lama, gw smakin ingin bertanya. Apa sih yang gw butuhkan dalam hidup ini...

Apa sih yang gw butuhkan dalam hidup ini? Apakah duit yang melimpah sehingga semua yang gw mau bisa gw dapet? Mau ganti motor setiap hari atau setiap kali pun bisa. Mau pergi kemana pun ke pelosok dunia, tanpa harus khawatir duit gw bakalan habis. Atau gw butuh seorang kekasih, seorang wanita, dia cantik seksi dan montok, ber-payudara besar, indah dan seksi, seperti wanita yang ada di film bokep yang sering gw tonton selama ini, yang bisa gw liat sepuasnya atau gw 'pake' semaunya? Apakah harus seperti itu? Apakah gw sdemikian iri-nya dengan orang2 itu, dengan segala keberuntunganya? Kalo gitu, berarti gw gak menikmati apa yang sudah gw dapet dalam hidup gw donk.

Gw sadar, kalo gw masih seperti anak kecil, yang blom berani dengan apa yang gw hadapi dan apa yang ada dalam kenyataan. Gw seolah-olah masih hdup dalam dunia imajiner. Keinginan-ku hanya terpenuhi dalam mimpi gw aja, dan keinginan2ku itu hanya semu... Blom tentu benar2 apa yang aku ingin dan aku butuhkan sbenarnya.

Setan telah menjerat diri gw terlalu dalam dan terlalu lama. Sampe2 gw lupa bagaimana diri ku waktu aku masih lugu dan apa yang aku lakukan, apa yang aku inginkan, dan apa yang aku harapkan..

Semakin gw merenungkan hal ini, semakin gw takut menghadapi langkah selanjutnya. Apa yg harus gw lakukan kemudian... Gw hanya takut terjerumus dalam lubang yg sama berulang kali. Dan gw takut terjerumus ke dalam dosa yang tak terampuni. Tuhan, sungguh berat menjadi manusia itu. Apalgi manusia seperti aku.


Ditulis pada tanggal 23 Mei 2010, pukul 10.15

Jumat, 11 Juni 2010

Selamatkanlah Bumi atau Selamatkanlah Manusia…?

Manusia adalah penghuni bumi bersama dengan ribuan spesies binatang dan tumbuhan saat ini, sejak Jaman Holosin (10.000 tahun SM). Pada awal jaman ini, manusia sejenis Homo Sapiens, yang merupakan nenek moyang kita, termasuk kamu dan saya, bermunculan di muka bumi. Entah bagaimana proses pemunculannya, sampai saat ini belum ada yang dapat menjelaskannya.  Sebelum Jaman Holosin, terdapat Jaman Pleitosen yang terjadi 600.000 tahun yang lalu. Manusia purba sejenis Homo Erectus hadir di jaman ini. Jaman Pleitosen dan Holosin merupakan bagian dari Jaman Kuartier, sedangkan Jaman Tersier terjadi 60 juta tahun yang lalu yang ditandai dengan berkembangnya jenis binatang menyusui. Baik Tersier maupun Kuartier, keduanya merupakan Jaman Neozoikum atau jaman hidup pertengahan. Jika kita mundur lagi, kita menemui Jaman Mesozoikum (140 juta tahun yang lalu), Jaman Paleozoikum (340 juta tahun yang lalu) dan Jaman Arkaezoikum (2500 juta tahun yang lalu). Untuk detailnya dapat Kamu baca di buku-buku sejarah SMA.

Berdasarkan informasi di atas, kita akan tahu bahwa peradaban manusia baru berumur kurang lebih 10.000 tahun yang lamanya. Hal ini jelas dong… tidak bisa kita bandingkan dengan umur bumi yang sudah melewati berbagai jaman. Banyak orang atau instansi yang menyerukan Save The Earth atau selamatkanlah bumi, selamatkanlah alam ini. Kalau kita renungkan sejenak dan kita tinjau dari paragraf pertama, maka bukankah seharusnya yang kita upayakan keselematannya adalah manusia itu sendiri. Alam bukan bergantung kepada manusia, tetapi peradaban manusia yang bergantung kepada kondisi alam. Selama kondisi alam masih “bersahabat”, maka selama itulah peradaban manusia bisa berjalan dan manusia akan terus hidup.

Pertanyaan saat ini adalah, “Akankah bumi akan hancur akibat pengrusakan alam oleh manusia?” Mungkin saja tapi menurut saya kecil kemungkinannya. Jika pertanyaannya dibalik menjadi, “Akankah peradaban manusia akan hancur akibat Bumi?” Sangatlah mungkin jika manusia tidak dapat bertahan hidup lagi akibat kondisi alam yang terlalu ekstrim. Kita lebih populer menyebutnya sebagai Kiamat Manusia. Belakangan ini banyak yang meramalkan akan datangnya hari itu dalam waktu yang tidak lama.

Coba kita kembali ke Jaman Pleitosen sekitar 600.000 tahun yang lalu. Tahukah kamu, pada jaman ini terjadi berbagai bencana hebat di muka bumi, seperti Supervolcano dan Tubrukan Meteor. Danau Toba adalah salah satu hasil supervolcano yang meledak pada 74.000 tahun yang lalu. Ledakan ini jauh lebih besar ketimbang letusan Gunung Tambora pada tahun 1815. Sebagai informasi, letusan Gn. Tambora menewaskan sekitar 72.000 orang, yang pada masa itu masih sedikit penduduknya. Dampak letusannya terasa hingga ke seluruh dunia. Tak bisa kita bayangkan, jika supervolcano terjadi pada saat manusia sedang berkembang. Bencana dahsyat lain adalah tubrukan meteor ke permukaan bumi. Peristiwanya memang sangat jauh antara meteor yang satu dengan yang lainnya, bisa ribuan atau puluhan ribu tahun jaraknya, tidak sebanding dengan tahunnya manusia. Bisakah kita bayangkan sudah seperti apa jadinya bumi dengan bencana-bencana yang terjadi itu. Nyatanya bumi masih ‘baik-baik’ saja saat ini. Kita kembali ke Jaman Arkaezoikum, 2.5 Milyar tahun yang lalu. Saat itu bumi memiliki lapisan yang sangat panas, dan belum terdapat lapisan udara. Jarak bulan dan bumi sangat dekat dan dapat jatuh menimpa bumi sewaktu-waktu. Lalu, apakah umur bumi akan singkat saat itu? Tidak khan, bahkan bumi masih terus berotasi dan berevolusi sampai sekarang.

Ciptaan manusia mungkin ada batas waktunya, tapi ciptaan Tuhan... tidak ada yang tahu sampai kapan batas waktunya. Umur manusia saja tidak bisa kita perkirakan. Lalu, selamatkanlah bumi atau selamatkanlah manusia yang lebih kita serukan? Jika ingin hidup lebih lama di bumi, maka perlakukanlah bumi dengan sebaik-baiknya dan peliharalah alam ini. Seperti kita memelihara raga kita, dengan makan minum dan membersihkan diri. Dengan cara seperti ini, paling tidak kita bisa tinggal dengan lebih nyaman dari saat ini, walaupun kita tidak tahu apa yang akan terjadi di hari esok.

Ignatius Yudistiro Sampurna.
Jumat, 11 Juni 2010

Sabtu, 03 April 2010

Desain Terminal yang Baik

Sebenarnya merancang terminal hampir sama seperti merancang stasiun KA. Kebetulan saya pernah merancang sebuah stasiun KA. Banyak faktor yang harus diperhatikan. Harus diakui, bahwa orang-orang Indonesia kebanyakan bukan orang yang penurut dan tertib, apalagi orang2 yang ada di terminal rata2 masyarakat kelas bawah sampai menengah atas. Apalagi adanya sifat yang cenderung tidak menghargai dan memelihara lingkungan, jadinya banyak sampah, coret sana coret sini dan tindak kejahatan. Tapi itu semua hanya tingkah laku yang dibentuk dari ruang2 arsitektural. Sebagai contoh, orang datang ke terminal, di sana bisa seenaknya buang sampah sembarang, saat di bandara, apakah dia tetap berbuat seperti itu... Contoh lain, Stasiun Tanah Abang terlihat terawat bersih, padahal orang2 di sana rata2 berisi penumpang2 ekonomi dan bisnis...

Kriteria untuk merancang terminal kurang lebih sperti ini:

1. akses yang mudah dan welcoming
2. mendukung kelancaran sirkulasi penumpang atau pengunjung, termasuk kenyamanan di ruang tunggu, selain rasa aman yang diciptakan.
3. Skala yang disesuaikan dengan kapasitas penumpang dan jumlah armada/bis yang ada...
4. Visibilitas dan orientasi yang jelas bagi penumpang maupun staff terminal agar tercipta ruang gerak yang nyaman dan ruang kontrol bagi staffnya...
5. pencahayaan yang baik, untuk menciptakan perasaan positif di saat siang hari maupun malam hari.
6. Terminal terlihat menarik baik dari segi desain maupun public art yg ada.
7. tersedianya sarana dan prasarana yang penting maupun penunjang bagi pengunjung dan penumpang. seperti:
- informasi tujuan, keberangkatan, kepulangan dan tarif
- Toilet
- fasilitas pnyegar
- Fasilitas berbelanja
- ruang tunggu beserta tempat duduknya
- Loket tiket...

Sabtu, 13 Februari 2010

Turing Mania with Muji Jaya

Tanggal 6-7 Februari 2010

Udah direncanain seminggu sebelumnya, kalo pengen turing naik Muji Jaya kuning dari Rawamangun. Tiket udah dipesenin ama bung Anto ke mas Lulu, minta seat panas. Sebelumnya memastikan dulu kalo jagoan kita lagi aktif hari itu, Mr. Bambang. Sudah memastikan via sms, kalo dia udah aktif lagi, yg sebelumnya lagi libur. Kali ini yg ikut turing, ada saya dan Anto, pulang pergi naik MJ. Ada Dody sama Toms, yang berangkat naik Shantika dari LB, dan pulang bareng kita naik MJ.



Chapter 1...

This is my first Muji Jaya.

Kalo boleh jujur, ini pertama kalinya saya naik Muji Jaya. Setelah seminggu menunggu, akhirnya hari-H datang juga. Berbekal seadanya, saya siap berangkat. Jam 3an, hujan deras melanda jakarta dsk. Baru reda jam 5 kurang, dan saya langsung cabut ke terminal Rawamangun. Di sana udah ada Anto, ama temen bismania, tpi saya lupa namanya. Jam setengah 6, datanglah Muji Jaya OH 1525 warna kuning, Setra Adiputro lampu smile. Bersama Pak Iyus, driver pinggir dan Mas Bambang sebagai driver tengahnya.


Ada shantika ijo tosca 1525 dan Big Top yang udah berangkat dari jam setengah 7 tadi. Jam 7 kita berangkat, tapi gerombolan Nu3tara belom berangkat juga. Wah, jadi gak bisa ngeblongin Scania dong, pikir saya. Driver pinggir pak Iyus, bawanya cukup santai. Tapi, yang paling mengherankan adalah, spedometer nya, yang kayaknya aneh. Di situ tertulis kalo kita lagi berjalan dengan kecepatan 60 km/jam, tapi kok rasanya seperti berjalan 100km/jam ya... Setelah diteliti, ternyata spedonya diturunin. Kita jalan 30-40an, jarum spedo baru naik... wakakaka. Hebat, sempet mengecoh kita.

Jam setengah 10, sampe di Taman Sari. 30 menit kemudian kita berangkat lagi, dan tentunya oleh Mas Bambang. Hehehe... ini baru sensasi... baru beberapa beberapa menit jalan udah ngeblongin 10 bis lebih. Kata si Anto, "yang itu mah gak masuk itungan"... Ada banyak SinJay, Sumber Alam, Dedy Jaya, Dewi Sri. Ada juga Karina, yang saya liat lewat di Taman Sari, kira2 20 menit sebelum kita jalan lagi. Ada juga Raya, Rosalia Indah... "Wah To, kok lawan2nya kayak gini semua ya"... Ketemua Shantika high-deck merah dari Poris, gak ada perlawanan berarti. Apa lagi ya...

===========================================
Video:
MJ kuning vs shanti merah poris
http://www.youtube.com/watch?v=PwUGwXYbqag
===========================================

O iya, satu yang saya sesalkan adalah JALAN PANTURA sudah BANYAK YANG RUSAK PARAH....

Gara2 itu, susah banget buat ngeblonk... Sebulan yang lalu, kayaknya gak kayak gini deh. Kata Mas Bambang itu gara2 musim hujan sekitar 3 minggu. Kalo kayak gini harus segera dibenahi nih, biar bus bisa ngeblonk lagi dan gak membuat karoseri cepet rusak...

Kembali ke laptop.
Yang paling seru, kalo setiap mau nyalip, biasanya dipepetin dulu sampe bus/truk itu bener2 deket di depan bus, kira2 50an cm. Baru ambil kanan atau kiri.

Waktu di Tegal, kita kres2an ama MJ janda, di situ ada Grandy ama Pandu. Mereka kasih tau, kalo busnya Dody ama Toms jaraknya 10 menit. Tapi sayang banget gak ketmu, gara2 di Tegal banyak banget ruas jalan yang rusak parah.

Pernah, waktu dalam keadaan cepat, tau2 di depan ada jembatan, yg sambungan ke ruas jalannya udah berlubang, akhirnya gubrak... ckckck... blom selese sampe di situ, di depan ada bus putih, yg posisinya miring melewati jalur tengah, spontan Mas Bambang ambil kanan, dan ..... spion kena. Tapi untungnya gak knapa2... hehehe...

Di daerah Tegal atau Pemalang (lupa saya)... ketemu MJ biru poris. Sempet mau di salip, tapi keburu nurunin penumpang dulu. Trus dia ngacir. Tapi, ketemu lagi hehehe... trus langsung di salip dan dia ngasih jalan dengan melambaikan tangannya...

Di Bus saya juga sering ketiduran, tapi gak lama. hehehe... Waktu, check di Sendang Wungu, sekitar 10 menit kemudian, lewat Shantika Big Top... Nah lho, khan dia berangkat duluan 30 menit, masak tauk-tauk dia di belakang kita. Hehehe...

Jam 4 kurang sampe di Kudus, gak ketemu ama bus Dody dan Toms yang Shantika Biru 1525. Ternyata, mereka dioper... Mereka nunggu di depan Pom bensin Kalitekuk. Di sana, mereka ikut kita, numpang sampe ke garasi dan Kanto MJ, buat ambil tiket balik. Setelah ikut muter2 bersama MJ, sampe ke Kelet, pinggir pantai Bandengan, dan pertokongan buat nganterin paket, sampe di garasi jam 7.



Habis itu, cari sarapan, ambil tiket di kantor Muji Jaya, dan cari Hotel yang terjangkau buat perpal. Dan istirahat di situ.

di sinilah kita beristirahat alias perpal




Chapter 2...

Dari Hotel Kalingga Star, ada Saya, Anto, Toms dan Dody yang berencana pulang naik Muji Jaya. Dan ada Eca dan beibehnya yang pulang naik Shantika Big Top. Jam setngah 5 kita cabut ke Terminal jepara. Gak disangka, ada Cah Sodong, momod Muria Raya area.

Udah jam 6, MJ kuning blom dateng juga. Sementara, Eca berdua udah berangkat dengan Big Topnya, dan Cah sodong sudah pulang. Dengn sabar menunggu, akhrnya dateng jg. Di terminal udah sepi, yang ada cuma Muji Jaya aja. Bener2 berangkat paling belakangan nih. Jam setngah 7an kita berangkat. lewat garasi Shantika, udah sepi, begitu juga tempat2 lain. Di terminal Kudus, juga udah sepi. Dari terminal Kudus berangkat jam 8 lebih.

O iya, biasanya kalo dari Kudus, Mas Bambang bawa pinggir, tapi kali ini kita request langsung buat bawa tengah. hehehe... Perjalanan pertama oleh Pak Iyus. Ternyata, bapak ini diem2 ngejoss juga. Di luar Semarang, kenceng banget, sempet ketemu Rosin New Marcopolo (kalo gak salah)... bisa diblonk. Wuihh... mantabb. Sampe di RM. Sendang Wungu jam 10 kurang. MI di sebelah udah gak ada, di sini cuma ada OBL.

Jam 10an, berangkat lagi, dengan Mr. Bambang tentunya. Bangku 1 2 3 4... dipenuhi bismania, siap memantau perjalanan. Di Plelen, saya lupa nyalip bus apa... ada 2. Lewat plelen, jalan udah bener2 sepi... tinggal truk doank. Tapi, mr. Bambang cepet banget, seolah-olah mau ngejar bus2 yang sudah satu jam-an berangkat duluan.

Malam ini saya sering ketiduran, mungkin capek gara2 siang tadi jalan2... Yang lain kayaknya ON terus deh, mereka tidur tadi siang soalnya... hehehe

Ketemu lagi Shanti poris warna merah. Sekali ketemu Raya, dan beberapa ketemu RosIn.

===========================================
Video:
MJ kuning dan Rosin
http://www.youtube.com/watch?v=mCOZ9weGX5s

===========================================

Sekitar Pekalongan atau Pemalang, ketemu Karina Intercooler... bis ini ngotot gak mau kasih jalan. Kalo diperhatikan, ngejoss nih Karina. Setelah beberapa kali dicoba, akhirnya dapet juga. Gak cuma itu, Lorena dan Nu3tara intercooler di depan juga sekalian diblonk...

===========================================
Video:
Karina, Lorena, Nu3, Sekali sikat
http://www.youtube.com/watch?v=jFoW9ROVOJQ
===========================================

Di Tol Pejagan dan Kanci, keliatan Nu3tara 1525 london bridge di depan, tapi gak terjangkau... Selepas kanci, disinilah saya ketiduran... Sampe pamanukan juga masih kriyep2...

Sadarnya pas jalan rame, katanya saya ketinggal pertunjukan. Tadi abis ngeblongin Nu3tara 1525 london bridge, Raya, ama Shantika Ijo tosca ... Sialll... UNtungnya, Anto ngeshoot jalannya peristiwa... hehehe

===========================================
video:
ijo tosca dan Raya... vs MJ
http://www.youtube.com/watch?v=pQr__mKsJUI
===========================================

sampe di Pamanukan ke sana an lagi, hujan deres. Wah ini mah bikin tidur lagi. DI daerah Jomin, macet, ganti driver, sekarang saatnya Pak Iyus. Selepas dawuan, dan masuk Tol, jalan agak santai, sampe berhenti di Km.33. Berangkat lagi jam 5 kurang, di Tol kendaraan makin padat, maklum hari Senin. Sampe terminal jam 6...


Thanks to:

Anto, TOms dan Dody... yg menemani turing kali ini... Kita emang Turing mania... hhehehhe
Eca dan beibehnya... yg juga nemenin kita di jepara... hehehe
Cah Sodong... yang tauk2 dateng menemani kita di terminal jepara...
Mas Bambang, yang udah membawa kita dengan selamat dan menerima permintaan kita, teman ngobrol di perjalanan... kapan lagi ya.. hehehe
Pak Iyus, driver pinggir yang juga ramah kepada kita.
Pak Kopral, crew MJ. Beliau ramah sekali terhadap penumpangnya... thanks sudah berbagi kursi CDnya...
Mas Lulu, ngasih kita kursi panas...
Muji Jaya atas fasilitas dan servis yang memuaskan...
Grandy dan Pandu yang sempet kres2an waktu berangkat...

See U next time...